TUHAN MENUNTUN UMATNYA


( Yes. 58 : 11 – 12 ; Wahyu 7 : 17 )

Bapa, Ibu, Saudara/i yang dikasihi Tuhan. Syalom !

Sekarang saya mempunyai tugas baru yaitu “Menuntun istri saya”. Istri saya kalau bepergian, kemana saja harus dituntun. Jika tidak dituntun ia akan mengalami kesulitan untuk berjalan dan kemungkinan bisa jatuh. Ini disebabkan, syaraf di punggung istri saya terjepit kelenjar. Akibat syaraf yang terjepit itu, membuat kaki istri saya yang bagian bawah kehilangan sensitivitasnya ( hilang rasa ), dan kekuatan tumitnya atau daya tumpunya atau kekuatan untuk menahan tubuh, lemah. Itulah sebabnya istri saya sekarang ini perlu dituntun.


Sering kita melihat banyak orang yang dituntun. Pada umumnya orang yang dituntun adalah : Orang yang buta; orang yang lemah fisiknya yaitu orang yang sudah tua atau orang yang sedang sakit atau anak yang baru belajar jalan; orang yang tidak tahu tempat yang dituju. Contohnya: Anak kecil yang dituntun ibunya mencari TOILET/Kamar Kecil. Atau seseorang yang mencari alamat yang dituju dengan dipandu oleh orang lain dan sebagainya.


Kalau Firman Tuhan mengatakan bahwa “Tuhan akan menuntun engkau senantiasa”, itu berarti: Tuhan akan menuntun umatNya yang buta, yaitu umat yang belum dapat melihat apa tujuan hidup ini, yang belum dapat membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan mana yang salah; Tuhan akan menuntun umatNya yang lemah, supaya sanggup menjalani kehidupan ini.


Marilah kita berusaha untuk mengerti lebih jauh Firman Tuhan yang bertemakan, “TUHAN MENUNTUN UMATNYA” ini.

POKOK RENUNGAN :

I. MENUNTUN SAMPAI KEPADA KEPUASAN HATI. ( Yes. 58 : 11 b , d ; Wahyu 7 : 17 )

Firman Tuhan dalam Yesaya 58 : 11 a,b,d mengatakan,” Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, engkau seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Tuhan menuntun umatNya, Anda dan saya, sampai kita mendapatkan kepuasan dalam hidup kita. Sering kita dengar perkataan orang, “Manusia tidak ada puas-puasnya.” Tapi sering juga kita mendengar orang berkata, ”Sekarang aku baru puas, sebab harapanku, cita-citaku, mimpiku sudah menjadi kenyataan; Aku puas anak-anakku sudah berhasil; Aku puas sebab aku telah mengunjungi Israel, Tanah Perjajnjian, tempat yang banyak diceritakan dalam Alkitab. Mungkin saja ada yang berucap dan tentunya ucapan ini bukan ucapan Anda dan saya, "Sekarang aku betul-betul puas karena orang yang memfitnahku, yang menyengsarakanku, yang membuat hatiku sakit, sudah bangkrut";  "Aku benar-benar puas saingan bisnisku sudah mati." Apakah benar hati manusia tidak ada puasnya ? Atau apakah benar seseorang bisa mendapatkan kepuasan dalam hidupnya ? Untuk menjawab pertanyaan itu tentunya kita harus mengerti terlebih dulu apa arti puas itu.


Arti PUAS menurut kamus bahasa Indonesia berarti :


Merasa senang/lega karena sudah merasai secukup-cukupnya atau sudah terpenuhi hasrat hatinya. Itu berarti seseorang merasa puas kalau dia merasa cukup atau apa yang menjadi kemauannya sudah terpenuhi/ menjadi kenyataan.

Itulah arti puas menurut kamus BI. Intinya adalah perasaan senang/lega/plong kalau sudah cukup atau sudah terkabul keinginannya. Dan inilah yang menjadi tujuan hidup setiap orang. Semua orang mau merasakan kepuasan dalam hidupnya. Tuhan sendiri mau supaya hidup umatNya dalam keadaan puas.

Yes. 58 : 11 mengatakan, ”Tuhan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering.” Kalau kita baca sampai di sini, arti puas menurut kamus dan Firman Tuhan berbeda. Firman Tuhan mengatakan bahwa Tuhan akan memberikan kepuasan di Tanah yang kering. Puas di tanah yang kering ? Mungkinkah ? Apa yang dimaksudkan dengan kalimat itu ?  Marilah kita mencari tahu apa yang dimaksudkan firman Tuhan tersebut.

Siapa yang bisa puas memiliki Tanah Yang Kering atau berada di Tanah Yang Kering ? Mungkinkah para petani yang ditransmigrasikan ke luar P Jawa, dan di tempatkan di derah yang tanahmya kering bisa merasa senang/lega ? Yang mereka harapkan adalah Tanah yang subur, daerah yang cukup hujannya. Mereka akan bersungut-sungut, marah, bahkan bisa melakukan tindakan anarkis memprotes pemerintah. Kemungkinan mereka akan pulang kembali ke Pulau Jawa. Anehnya Firman Tuhan mengatakan bahwa Tuhan akan memuaskan hati umatNya di tanah yang kering. Apa maksudnya ? Kita lihat ayat selanjutnya, engkau seperti Taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Tanah yang kering akan memuaskan karena tanah yang kering itu akan diubah Tuhan menjadi tanah yang subur. Mungkinkah ? Tiada yang mustahil bagi Tuhan bukan ?

Saya mendengar cerita orang yang pernah ke Timur Tengah, khususnya Israel dan Arab. Mereka mengatakan, di wilayah Israel dan Arab ada lapangan golf yang berumput hijau berada di tengah-tengah Padang Gurun yang tandus. Ini berkat kemajuan teknologi. Entah benar atau tidak cerita itu saya tidak tahu pasti kebenarannya. Dalam ayat ini, tentunya kata Tanah kering di sini mempunyai arti kiasan, yang artinya Tuhan akan memberi kepuasan walaupun kita berada dalam situasi yang tidak menguntungkan. Sebab Tuhan akan menolong kita ketika kita berada seperti berada di Tanah Kering, berada dalam keadaan yang kita tidak harapkan atau inginkan. Firman Tuhan menggambarkan, dunia ini seumpama tanah yang kering, dan manusia yang tinggal di atasnya penuh dengan rasa kehausan dan ingin dipuaskan. Taman Eden yang indah dan menyenangkan lenyap karena dosa manusia, Manusia karena dosanya akan tinggal ditempat yang onak duri, kehidupan yang menyakitkan dan menyedihkan. Itulah gambaran dunia.

Yoh. 7 : 37-38, tertulis,
Yesus berseru: ”Barang siapa haus, baiklah ia datang dan minum. Barang siapa yang percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci; Dari dalamnya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Sesungguhnya tidak ada yang memuaskan hati kita di dunia ini, selain Tuhan Yesus. Keinginan mata tidak ada puas-puasnya ( Ams. 27: 20) Begitu juga dengan keinginan pada uang ( Pengk. 5 : 9 ) Contohnya : Kisah perempuan Samaria. ( Yoh. 4 : 13-14) Sex , uang, kecantikan tidak memuaskan hidup perempuan Samaria. Hidup bukan puas malah menjadi membosankan. Yesus berfirman, “Barang siapa minum air ini ia akan haus lagi, tapi barang sipa minum air yang akan Kuberikan padanya, ia tidak akan haus selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan padanya akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”

Wahyu 7 : 17 “Sebab anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan”, kehidupan yang kekal, Sorga yang kekal. Taman Firdaus sebagai pengganti Taman Eden yang hilang. Yesus mau menuntun kita sampai kepada hidup yang sungguh sungguh memuaskan. Tidak seperti kepuasan yang diberikan dunia pada kita, yang sementara bahkan yang dapat membinasakan. Seseorang bisa betul-betul puas dalam hidupnya jika dia telah memiliki yang the top atau the best, Tapi dimana ? Di dunia ini yang the top dan the best bisa berubah posisi. Kepuasan yang kita miliki sebagai orang Krsitiani, sebab kita telah memiliki yang betul-betul The Top and the Best, yaitu Tuhan Yesus dan Sorga. Tidak ada yang lebih daripada Yesus dan Sorga. Apa ada yang lebih baik dari Yesus ? Apa ada yang lebih baik dari Sorga ? Sebab Yesus adalah Anak Allah, Allah yang telah menjelma menjadi manusia. Yang tahu keadaan kita sebagai manusia. Dia yang menyertai, menolong dan membuka jalan buat kita. Tidak ada tempat yang seindah seperti sorga sebagaimana diuraikan dalam Alkitab.

Sekarang kita berada di Tanah yang bagaimana ? Keringkah ? Tanah Kering bukan sebagai tempat tujuan di mana Tuhan menuntun kita. Tapi Tanah yang subur. Tanah yang subur yang awalnya adalah Tanah kering. Tuhan yang sudah mengubahnya. Kalau saat ini Anda berada dalam kepahitan hidup dan penderitaan karena penyakit dan masalah, yakinlah bahwa Tuhan akan menolong. Tuhan akan mengubahnya menjadi sukacita dalam hidup Anda. Kain kabung akan diganti dengan kain sukacita.

MENUNTUN SAMPAI KEPADA MEMILIKI KEKUATAN/ KEMAMPUAN. 

( Yes. 58 : 11 c , 12 ; Yoh. 10 : 1 – 4 , 11 )

Tuhan akan membaharui kekuatanmu. Engkau akan membangun reruntuhan….memperbaiki dasar….memperbaiki tembok yang tembus ….…..membetulkan jalan……supaya tempat itu dapat dihuni. Tuhan menuntun umatNya supaya umatNya bisa berjalan, mampu berjalan, mempunyai kekuatan untuk berjalan, akhirnya bisa sampai ke tempat tujuan dan membangun.

Anak-anak, kakek-nenek, orang yang baru sembuh dari sakit perlu dituntun sebab mereka lemah. Kalau tidak dituntun kemungkinannya bisa jatuh, nabrak benda, orang,kendaraan dan sebaginya. Singkatnya mereka tidak bisa berjalan sendiri karena tidak mempunyai kekuatan yang semestinya.

Dikatakan untuk menuntun umatNya supaya umatNya mempunyai kekuatan. Kekuatan untuk apa ? Untuk menjalankan tugas panggilan sebagai umat percaya. Untuk membangun reruntuhan, memperbaiki dasar, memperbaiki tembok, membetulkan jalan. Kekekuatan untuk memperbaiki tantanan hidup yang rusak di dunia ini.

Kita tahu bahwa ayat ini berbicara tentang perbaikan kota Yerusalem dan Bait Allah yang ada di Yerusalem yang hancur karena serangan pasukan kerajaan Babel. Yesaya bernubuat dan menyampaikan Firman Tuhan bahwa Tuhan akan menuntun mereka dari Babel ke Tanah Israel untuk tujuan restorasi/perbaikan/pemulihan.

Tuhan melihat apa yang bakal terjadi dalam usaha restorasi ini, yaitu adanya gangguan dari luar dan dari dalam. Dalam kitab Nehemia 4 : 1 – 11 dikatakan Sanbalat, Tobia orang Amon, Gesyem orang Srab, yang berusaha merintangi usaha perbaikan itu. Dalam ayat 10 Bangsa Israel berkata, ”Kekuatan para pengangkat sudah merosot sedangkan puing masih banyak. Tak sanggup lagi kami membangun tembok ini."

Umat percaya adalah umat yang mempunyai tugas untuk merestore dunia yang sudah hancur oleh kuasa dosa. Allah Bapa dalam usaha me -restore dunia ini mengutus anakNya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus. Tuhan Yesus memanggil kita , anak-anakNya untuk me-restore diri kita masing-masing dengan FirmanNya, dan me- restore dunia ini dengan jalan memberitakan InjilNya dan menjadi saksiNya.

Dalam Yoh. 10 : 3 Yesus mengatakan bahwa, Gembala menuntun domba-domba keluar dari kandang. Bukan menuntun domba-domba masuk ke kandang, lalu domba-domba itu menikmati kandang mereka, bercanda dan tidur. Gembala menuntun domba-domba keluar dari kandang dan jika semua dombanya telah dibawanya keluar, gembala berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia.

Kita sebagai umat, yang diumpamakan sebagai domba-domba Tuhan, dituntun oleh Tuhan untuk keluar menjalankan atau melaksanakan usaha restorasi yang drancangkan Tuhan. Tuhan memanggil kita bukan untuk menikmati tempat ibadah, bukan sekedar untuk berkumpul dan mengobrol, menikmati indahnya persekutuan, tapi keluar dari kandang, yang saya maksudkan keluar dari kurungan tembok-tembok gereja.

Lihatlah jiwa-jiwa yang perlu Injil dan perlu cinta-kasih. Lihatlah orang–orang yang membutuhkan doa kita karena mereka sedang gencar-gencarnya meretorasi dunia dengan memberitakan Injil dan bersaksi, melalui KKR di mana-mana tempat. Mereka perlu kekuatan karena banyaknya hambatan dan tantangan. Mereka perlu doa kita dan dana dari kita. Lihatlah saudara-saudara kita yang  terjun langsung di tengah-tengah umat yang membutuhkan pertolongan dengan mengesampingkan persolan hidup mereka. Mereka perlu doa kita dan support atau dukungan kita.

Kis 1 : 8
Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu menjadi saksiKu di Yerusalem, di seluruh Yudea, dan Samaria dan sampai keujung bumi. Kuasa Roh Kudus diberikan pada umatNya supaya umatNya mempunyai kuasa/kekuatan/kemampuan untuk menjadi saksi, untuk keluar merestore orang-orang, sanak familynya, teman-temannya, tetangganya, bahkan orang yang tidak dikenal sekalipun. Baik yang kaya maupun yang miskin. Semua orang perlu Injil. Semua orang perlu memiliki hidup yang lebih baik yaitu mengenal Tuhan Yesus.

Tuhan menghendaki supaya kita hebat diluar kandang. Ada istilah “Jago Kandang”. Jangan sampai kita menjadi  orang kristen yang hanya jago di kandang sendiri. Berani bersaksi hanya di gereja sendiri, berani berbicara soal Firman hanya di gereja sendiri. Tapi di luar gereja tidak ada keberanian, tidak ada interaksi dengan sesamanya. Tuhan tahu keadaan umatNya seperti ini. Itulah sebabnya, Tuhan berfirman bahwa, Tuhan menuntun umatNya senantiasa. Tuhan memberikan kekuatan, kemampuan dan keberanian.

Daud berkata,”Tuhan menyegarkan jiwaku, menuntunku di jalan yang benar. Gada Tuhan dan tongkat Tuhan itulah yang menghibur aku. Apa artinya ? Hanya kuasa dan petunjuk firman Tuhanlah yang menyenangkan perjalanan hidup Daud. Kuasa Roh Kudus dan kuasa Firman Tuhan harus kita imani dan miliki dalam hidup kita. Tuhan menuntun kita melalui kuasa Roh Kudus dan Firman. Karena itu mutlak kuasa Roh Kudus dan kuasa Firman Tuhan harus kita imani dan menerimanya. Janganlah sampai kita membatasi kuasa Roh Kudus dan kuasa Firman supaya kita mendapatkan berkat-berkat yang Tuhan sediakan buat kita.

PENUTUP :

Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu menuntun kita dalam kehidupan kita sebagai umat percaya.

Tuhan menuntun kita supaya kita menjadi orang-orang yang dipuaskan. Kepuasan yang kita miliki adalah kepuasan karena kita memiliki yang The Best atau the Top, yaitu Yesus Kristus, sebab dalam Dialah kita memiliki hidup damai sejahtera di bumi dan hidup kekal di Sorga.

Tuhan menuntun kita supaya kita mempunyai kekuatan atau kemampuan untuk menjalankan tugas yang diwajibkan buat kita yaitu merestore atau memperbaiki diri kita, keluarga kita, dan orang lain dan dunia melalui kuasa Roh Kudus dan FirmanNya, sebagai Air kehidupan yang diberikanNya pada kita, sehingga dalam kehidupan kita memancar kasihNya bagi jiwa-jiwa.

A M I N